18th Anniversarry
Close

Search Product

Tradisi Pernikahan Adat Sulawesi Selatan: Memahami Urutan dan Makna di Balik Setiap Prosesi

tradisi pernikahan adat sulawesi, pernikahan adat sulawesi, pernikahan adat sulawesi selatan, pernikahan adat bugis, tradisi pernikahan adat bugis,

Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dihuni oleh beberapa suku, salah satunya adalah suku Bugis. Sebagai salah satu suku terbesar di wilayah ini, masyarakat Bugis dikenal memiliki adat dan tradisi yang sangat kaya, termasuk dalam hal pernikahan.

Tidak hanya sekedar seremoni penyatuan dua insan, tradisi pernikahan adat Sulawesi Selatan ini juga mencerminkan nilai-nilai budaya, social, hingga spiritual yang diwariskan secara turun temurun. Nah bagi Passioners yang sedang mempersiapkan pernikahan menggunakan adat Bugis, berikut tahapan prosesi yang sarat akan makna dan filosofi yang perlu Passioners pahami.

Baca juga: Mengenal Berbagai Tradisi Pernikahan di Indonesia: Ragam Budaya yang Sarat Makna dan Filosofi

Rangkaian Prosesi dalam Tradisi Pernikahan Adat Sulawesi Selatan

Setiap prosesi dalam tradisi pernikahan adat Bugis memiliki makna mendalam yang tersirat, mulai dari tahap mengenal pasangan hingga resepsi. Nah agar Passioners lebih paham, berikut berbagai rangkaian acara dalam tradisi pernikahan adat Sulawesi Selatan yang menarik untuk diketahui.

1. Mammanu'manu'

Mammanu'manu' atau tahap penjajakan calon mempelai wanita merupakan prosesi pertama yang akan dilakukan dalam tradisi pernikahan adat Sulawesi Selatan (Bugis). Pada tahap ini, pihak keluarga dari calon mempelai pria akan berusaha mencarikan pasangan terbaik untuk anak mereka dengan mempertimbangkan beberapa kriteria.

Saat sudah berhasil menemukan sosok yang sesuai, maka selanjutnya akan dilakukan penyelidikan latar belakang dari gadis yang dipilih. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dengan jelas apakah wanita tersebut dapat dipinang atau tidak. Dalam tradisi pernikahan adat Bugis, prosesi ini disebut juga sebagai mappese-pese.

2. Mappese-pese

Mappese-pese merupakan proses pendekatan untuk mencari tahu lebih banyak mengenai calon mempelai wanita. Saat calon mempelai pria dan keluarganya telah sepakat untuk memilih seorang wanita, maka pihak keluarga pria akan meminta tolong kepada kerabat dekat dari pihak wanita tersebut untuk bertemu dengan keluarga mereka.

Nantinya, sang kerabat dan calon mempelai pria akan mengunjungi kediaman keluarga mempelai wanita dengan membawa oleh-oleh sembari mengutarakan maksud dan tujuannya.

3. Tahapan dalam Tradisi Pernikahan Adat Sulawesi Selatan: Massuro

Jika pada prosesi mappese-pese calon mempelai pria mendapatkan lampu hijau, maka prosesi pernikahan adat Bugis akan dilanjutkan ke tahapan yang selanjutnya yaitu massuro atau madduta. Pada tahap massuro, keluarga mempelai pria akan mengutus seseorang yang dipercaya sebagai perintis jalan atau mabbaja laleng.

Mabbaja lajeng yang dipilih harus memiliki kemampuan yang tinggi dalam hal negosiasi karena pertemuan kedua keluarga juga akan membahas mengenai besaran uang panai yang ditentukan berdasarkan status sosial calon mempelai wanita.

4. Mappettu Ada

Setelah prosesi lamaran, tahapan selanjutnya dalam tradisi pernikahan adat Sulawesi Selatan khususnya masyarakat Bugis adalah menentukan tanggal pernikahan (tanra esso), mahar (sompa) dan uang belanja (doi menre).

Tanggal pernikahan umumnya akan ditentukan oleh keluarga mempelai wanita dengan mempertimbangkan waktu-waktu terbaik. Di sisi lain, doi menre atau uang belanja yang besarnya ditentukan oleh strata sosial, jenjang pendidikan hingga citra keluarga mempelai wanita ini akan diberikan oleh mempelai pria untuk keperluan biaya acara pernikahan.

Tidak hanya menentukan tanggal pernikahan, mahar, dan uang belanja, pada prosesi mappettu ini juga akan diberikan hantaran berupa perhiasan untuk calon mempelai wanita.

5. Mappasau Botting

Mappasau botting merupakan perawatan privat yang dilakukan oleh calon mempelai wanita sebelum hari pernikahan dan umumnya dilakukan selama tiga hari berturut-turut hingga saat hari H.

Pada prosesi dalam tradisi pernikahan adat Sulawesi Selatan ini, calon mempelai wanita akan dibersihkan menggunakan ramuan daun pandan yang masih mengeluarkan uap panas dengan tujuan mengeluarkan keringat tidak baik dari tubuh calon mempelai.

Selain itu, penggunaan daun pandan juga bukan tanpa alasan melainkan menjadi simbol dari bentuk pengharuman dan keharmonisan rumah tangga. Setelah selesai, prosesi akan dilanjutkan dengan menggunakan bedak hitam yang terbuat dari jeruk nipis dan asam jawa yang dipercaya dapat membuat kulit calon mempelai wanita tampak bersih dan bercahaya.

6. Mappanre Temme

Mappanre dalam bahasa Bugis memiliki makna memberi makan, sedangkan temme adalah tamat. Dalam masyarakat Bugis, mappanre temme sendiri merupakan tradisi untuk memberikan apresiasi terhadap orang yang berhasil khatam Al-Qur'an dengan cara memberi mereka makan.

Tradisi ini juga seringkali dilakukan oleh calon mempelai di sore hari sebelum hari pernikahan dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an langsung dari calon mempelai.

7. Tahapan dalam Tradisi Pernikahan Adat Sulawesi Selatan: Mappacci

Setelah prosesi mappanre temme, tahapan dalam tradisi pernikahan adat Bugis yang selanjutnya adalah mappacci. Prosesi yang dilakukan malam hari setelah mappanre temme ini memiliki makna bahwa kedua mempelai perlu disucikan jiwa dan raganya dari segala keburukan yang telah dilakukan.

Prosesi mappacci dimulai dengan penjemputan kedua mempelai dan kemudian dibawa ke atas pelaminan yang telah dipenuhi dengan berbagai perlengkapan ritual. Setelah itu, kerabat dan tamu yang hadir akan mengusapkan pacci ke telapak tangan kedua calon mempelai.

8. Mappasili

Siraman mungkin menjadi salah satu prosesi yang sudah Passioners sering dengan terkait pernikahan. Nah prosesi ini ternyata juga terdapat pada tradisi pernikahan adat Sulawesi Selatan dan disebut sebagai mappasili.

Tujuan dari prosesi ini adalah untuk membersihkan diri calon mempelai sekaligus menolak bala dari segala malapetaka yang tidak diinginkan. Air yang digunakan untuk prosesi mappasili biasanya akan diambil secara langsung melalui tujuh sumber mata air yang juga berisi tujuh macam bunga.

Selain itu, air mappasili juga biasanya diisi dengan koin yang kemudian akan diperebutkan oleh para tamu yang belum menikah setelah acara prosesi siraman selesai. Hal ini dikarenakan masyarakat Bugis percaya bahwa mereka yang berhasil mendapatkan koin akan lebih mudah untuk mendapatkan jodoh.

9. Mappenre Boting dan Madduppa Boting

Mappenre boting merupakan prosesi mengantarkan mempelai pria ke rumah mempelai wanita dengan iring-iringan dan tanpa kehadiran orang tua. Setelah itu, akan dilakukan madduppa boting atau penyambutan kedatangan mempelai pria oleh dua remaja pria dan wanita yang merupakan wakil dari orang tua mempelai wanita serta seorang penebar wenno.

10. Mappasikarawa

Mappasikarawa merupakan prosesi yang dilakukan setelah akad nikah dimana mempelai pria akan dituntun ke kamar pengantin untuk menemui istrinya. Tradisi pernikahan adat Sulawesi Selatan ini akan diawali dengan mengetuk pintu sebagai permintaan izin yang kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kedua mempelai yang menjadi puncak dari ritual mappasikarawa.

Setelah bertemu, pertama-tama, pasangan mempelai akan melakukan sentuhan pertama yang dimulai dari area pundak yang menjadi simbol dari kesetaraan dalam rumah tangga dan kemudian dilanjutkan ke area ubun-ubun, dada, atau perut.

Setelah itu, kedua mempelai akan dipakaikan sarung yang telah dijahit dengan tujuan agar kehidupan pernikahan mereka selalu terjaga. Ritual kemudian akan dilanjutkan dengan prosesi sungkem kepada orang tua dan orang yang dituakan.

11. Tahapan dalam Tradisi Pernikahan Adat Sulawesi Selatan: Mapparola

Mapparola merupakan salah satu tradisi pernikahan adat Bugis yang merupakan kunjungan balasan dari mempelai wanita ke kediaman mempelai pria. Pada kunjungan ini, mempelai wanita biasanya akan membawa sarung tenun sebagai hadiah pernikahan.

12. Ziarah dan Massita Beseng

Kegiatan ziarah ke makam leluhur biasanya akan dilakukan oleh kedua mempelai sehari setelah berakhirnya acara pernikahan. Tradisi pernikahan adat Sulawesi Selatan ini merupakan bentuk penghormatan kepada mereka yang telah berpulang lebih dulu.

Rangkaian prosesi pernikahan adat Bugis kemudian akan ditutup dengan massia beseng yang merupakan pertemuan kedua keluarga mempelai yang dilakukan untuk mempererat tali silaturahmi.

Tampil Menawan dengan Bamboo Mother of Pearl

BAMBOO MOTHER OF PEARL - Diamond Bangle - S - S162-GKF0544S

BAMBOO MOTHER OF PEARL - Diamond Earrings S162-AF1669

BAMBOO MOTHER OF PEARL - Diamond Ring - S162-CWF3545

BAMBOO MOTHER OF PEARL - Diamond Bangle - S - S162-GKF0544S

BAMBOO MOTHER OF PEARL - Diamond Earrings S162-AF1669

BAMBOO MOTHER OF PEARL - Diamond Ring - S162-CWF3545

IDR 52,499,000

Descriptions & Detail

 

Specification

Diamond 18 = 0.142 TCW F/VS , MOTHER OF PEARL 7 = 0.303 TCW WHT/ND

IDR 34,999,000

Descriptions & Detail

 

Specification

Diamond 30 = 0.112 TCW F/VS , MOTHER OF PEARL 8 = 0.131 TCW WHT/ND

IDR 16,999,000

Descriptions & Detail

 

Specification

Diamond 18 = 0.065 TCW F/VS , MOTHER OF PEARL 3 = 0.045 TCW WHT/ND

Bamboo Mother of Pearl merupakan koleksi perhiasan terbaru dari Passion Jewelry yang lahir dari hasil kolaborasi dengan beauty influencer terkenal, Tasya Farasya. Tidak hanya menawarkan visual yang menawan, koleksi ini juga memadukan tiga elemen alam yang indah: bambu, mutiara, dan kupu-kupu yang tidak hanya merepresentasikan perjalanan dan karakter Tasya Farasya, namun juga para wanita modern.

Bambu yang dikenal sebagai tanaman yang kuat namun lentur misalnya, menjadi representasi dari ketangguhan wanita modern yang berakar pada nilai-nilai namun terus berkembang, tumbuh dengan anggun dan bangkit dengan akar yang kokoh.

Di sisi lain, mutiara merupakan lambang dari keindahan yang lahir dari tekanan dan waktu, menjadi representasi bahwa kekuatan bukan lahir dan kenyamanan, namun proses pembentukan yang panjang. Sedangkan kupu-kupu merupakan simbol dari metamorfosis atau perubahan yang membawa seseorang menjadi sosok yang luar biasa.

Hadir dalam desain cincin, anting, dan gelang bangle yang menawan, Bamboo Mother of Pearl bukan hanya sekedar perhiasan, namun juga cerita tentang perjalanan, kekuatan, dan kecantikan yang muncul secara perlahan.

Baca juga: Mengeksplorasi Tahapan Prosesi pada Tradisi Pernikahan Adat Kalimantan Selatan

Demikianlah penjelasan mengenai rangkaian prosesi dalam tradisi pernikahan adat Sulawesi Selatan serta koleksi perhiasan terbaru dari Passion Jewelry yang bisa Passioners pilih untuk menyempurnakan penampilan di hari pernikahan.

Selain koleksi Bamboo Mother of Pearl, Passioners juga bisa menjelajahi keindahan dan kemewahan koleksi perhiasan dari Passion Jewelry lainnya dengan mengunjungi toko perhiasan kami secara langsung maupun dengan melihat katalog produk dan melakukan pemesanan secara online melalui www.passionjewelry.co.id.

tradisi pernikahan adat sulawesi, pernikahan adat sulawesi, pernikahan adat sulawesi selatan, pernikahan adat bugis, tradisi pernikahan adat bugis,

Be the first to know the latest diamond jewelry information and special offers from us.