Mengulik Berbagai Tradisi Pernikahan Adat Jawa, Mulai dari Pingit Hingga Kromojati

Pernikahan bukan hanya sekedar penyatuan dua insan atau dua keluarga, namun juga momen sakral yang sarat akan makna budaya, terutama dalam adat Jawa. Meski setiap daerah memiliki adat dan tradisi yang berbeda-beda, semuanya mengandung makna dan filosofi yang membuatnya harus tetap dilestarikan.
Nah dalam artikel ini, kita akan mengulik berbagai tradisi pernikahan adat Jawa yang kaya akan nilai spiritual dan budaya, mulai dari masa pingit yang menggambarkan penyucian diri menjelang pernikahan hingga kromojati yang menjadi bentuk kepedulian pasangan terhadap alam.
Baca juga: Mengenal Berbagai Tradisi Pernikahan di Indonesia: Ragam Budaya yang Sarat Makna dan Filosofi
Tradisi Pernikahan Adat Jawa
Di Indonesia, adat dan tradisi menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan masyarakatnya, tidak terkecuali saat kedua insan memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih jauh yaitu pernikahan. Nah berikut beberapa tradisi pernikahan adat Jawa yang bisa Passioners gunakan sebagai referensi dalam mempersiapkan pernikahan.
1. Adol Dawet, Jawa Tengah
Dalam tradisi pernikahan adat Jawa Tengah, orang tua mempelai wanita akan berjualan dawet yang nantinya akan dibeli dengan pecahan genting sebagai ganti uang oleh tamu undangan. Tradisi unik ini menjadi simbol bahwa kedua mempelai harus saling membantu dalam membangun dan menghidupi rumah tangga.
2. Kromojati, Gunung Kidul
Tradisi pernikahan adat Jawa yang dilakukan oleh para pengantin pria dari Desa Bohol Gunung Kidul ini sangat unik. Sejak tahun 20007, mereka diwajibkan untuk menanam setidaknya 5 bibit pohon jati sebagai mahar dan upaya untuk mewujudkan kelestarian lingkungan.
3. Pugpugan, Cirebon-Jawa Barat
Pasangan pengantin dari wilayah Cirebon Jawa Barat biasanya akan melakukan ritual Pugpugan, yaitu lipatan ilalang atau daun kelapa tua yang ditaburkan di kepala kedua mempelai oleh orang tua pengantin wanita. Tradisi yang dilakukan setelah prosesi pernikahan selesai ini melambangkan harapan orang tua untuk kehidupan rumah tangga yang rukun dan penuh kesetiaan.
4. Nyantri, Yogyakarta
Nyantri merupakan tradisi pernikahan adat Jawa yang berasal dari Kraton Yogyakarta. Menurut tradisi ini, calon mempelai pria harus bermalam di daerah calon mempelai wanita yang biasanya dititipkan ke rumah saudara atau tetangga dari calon istrinya. Meski demikian, pada saat melakukan prosesi ini, mempelai pria tidak boleh bertemu dengan calon mempelai wanita hingga hari pernikahan tiba.
5. Pingitan, Jawa
Tradisi pernikahan Jawa yang satu ini mungkin sudah familiar di telinga Passioners. Dalam budaya Jawa, terdapat tradisi pingitan dimana calon mempelai wanita tidak boleh meninggalkan rumah menjelang hari pernikahannya.
Prosesi yang berlangsung selama 1 hingga 2 bulan ini bertujuan untuk menghalangi kedua calon mempelai untuk bertemu sekaligus menjadi kesempatan bagi calon mempelai wanita untuk merawat diri sebelum hari pernikahan tiba.
6. Bibit, Bebet, Bobot
Menurut tradisi pernikahan adat Jawa, memilih seorang menantu biasanya didasarkan dengan mempertimbangkan bibit, bebet, dan bobot. Bibit adalah latar belakang seseorang, sedangkan bebet merupakan jaminan bahwa seorang suami dapat menafkahi keluarganya. Di sisi lain, bobot merupakan pendidikan yang baik serta moral yang kuat.
7. Tradisi Pernikahan di Jawa: Hari baik
Masyarakat Jawa percaya bahwa kegiatan tertentu hanya boleh dilaksanakan pada hari baik, termasuk pernikahan. Momen sakral yang menyatukan dua insan ini harus dilakukan pada hari-hari tertentu agar kedua mempelai dapat hidup bahagia, sehat, sejahtera serta memiliki anak yang sehat dan baik. Jika acara pernikahan tidak dilakukan di hari tersebut, mereka percaya bahwa kehidupan pernikahan kedua mempelai tidak akan bahagia.
Sempurnakan Momen Pernikahan dengan Koleksi Cincin dari Passion Jewelry
Berbagai tradisi pernikahan adat Jawa yang telah dijelaskan memang dapat membuat momen pernikahan menjadi lebih sakral dan penuh makna. Namun hal ini tentu tidak berarti Passioners bisa melupakan hal lain yang tidak kalah penting, yaitu cincin pernikahan.
Tidak hanya menjadi simbol cinta dan komitmen antara dua pasangan, cincin pernikahan juga akan menjadi aksesori yang akan menghiasi jari Passioners seumur hidup. Oleh karena itu, penting untuk memilih desain yang timeless sehingga selalu tampak trendi dan tidak ketinggalan zaman.
Diamond Ring Solitaire Round P-DRSS0036 Diamond Ring Solitaire Round CWS0124 Diamond Ring Passion Perfect CWS0370 IDR 5,743,000 Diamond 1 = 0.1110 TCW F/VS Specification IDR 17,330,400 Diamond 1 = 0.1800 TCW F/VVS Specification IDR 158,581,000 Koleksi terbaru dari Passion Jewelry yang akan membuat penampilan Anda jadi lebih cantik dan elegan. Specification
Descriptions & Detail
Descriptions & Detail
Descriptions & Detail
Nah bagi Passioners yang sedang mencari cincin pernikahan yang elegan dan timeless, koleksi cincin berlian solitaire dari Passion Jewelry mungkin akan menjadi pilihan yang cocok.
Dihiasi dengan sebuah berlian di tengah sebagai titik fokus, desain cincin ini melambangkan cinta yang tulus dan tak terbagi sehingga menjadikannya sebagai simbol yang sempurna untuk janji seumur hidup dalam pernikahan. Selain itu, desain cincin solitaire yang sederhana namun anggun dapat memberikan kesan mewah tanpa terlihat terlalu berlebihan.
Cincin solitaire juga mudah dipadukan dengan cincin lain karena look-nya yang clean dan simple. Hal ini menjadikannya sebagai pilihan cincin pernikahan sekaligus aksesori yang sempurna untuk dikenakan seumur hidup.
Demikianlah penjelasan mengenai berbagai tradisi pernikahan adat Jawa dan beberapa koleksi cincin yang bisa Passioners pilih untuk menyempurnakan momen pernikahan.
Selain beberapa koleksi cincin di atas, Passioners juga bisa menjelajahi berbagai model dan desain cincin pernikahan lainnya dengan mengunjungi toko perhiasan Passion Jewelry secara langsung maupun dengan melihat katalog produk kami dan melakukan pemesanan secara online melalui www.passionjewelry.co.id.
